Minggu, 12 Juni 2016

Hati yang melayani - Steve Tabalujan

Matius 20:26-28
“Barangsiapa ingin menjadi besar di antara kamu hendaklah dia menjadi pelayanmu, dan barangsiapa ingin menjadi terkemuka di antara kamu hendaklah dia menjadi hambamu. Sama seperti Anak Manusia datang bukan untuk dilayani melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawaNya menjadi tebusan bagi banyak orang”

1. Melayani itu adalah Privilege.
Barangsiapa ingin menjadi besar…, kalimat ini memberi indikasi Tuhan tidak pernah melarang kita memiliki ambisi untuk menjadi besar, memiliki keinginan menjadi orang yang "besar" di dalam pelayanan Tuhan. But if you want to be great, jadilah hamba dengan contoh melayani.
Melayani Tuhan itu berarti sesuatu hak khusus yang Tuhan beri kepada setiap kita. Kenapa? Sebab Kristus di sini menaruh prinsip pelayan, murid-murid menjadi hamba bukan sebagai sesuatu yang Dia paksa inginkan tetapi Dia sendiri telah memberi contoh.
Waktu Dia menebus hidup kita, Dia memberikan semua keagungan, kebesaran, dan kemulianNya buat kita.Tidak ada orang yang menjadi besar tanpa dia memberikan contoh terlebih dahulu menjadi pelayan di dalam melayani. Itulah sebabnya ‘to serve is a privilege.
2. Melayani itu Anugerah.
Dalam kitab 2 Korintus 4:1 bagi saya ini adalah salah satu prinsip pelayanan yang penting dari rasul Paulus yang mengatakan, “This is by grace of God, this is by His kindness to me…" Saya bisa ambil bagian di dalam pelayanan karena ini adalah anugerah kebaikan dari Tuhan, saya terima dengan hati bersyukur.
Dalam Bahasa Indonesia nya, "Oleh kemurahan Allah kami telah menerima pelayanan ini. Karena itu kami tidak tawar hati"
Bukan saja kita harus setia dalam melayani Tuhan, tetapi Tuhan juga mau kita untuk berani.
Dalam kitab Bilangan pasal 13, "Aku akan memberikan tanah perjanjian itu kepadamu tetapi engkau harus maju berperang untuk mendapatkannya." Tanah perjanjian yang diberi Tuhan itu adalah anugerah. Kalau Tuhan tidak memberikannya, kita tidak bisa mendapatkannya. Tetapi bisakah itu datang kepada kita seperti satu hadiah jatuh dari langit?
Kita tidak boleh abaikan prinsip ini: bahwa segala sesuatu yang datang ke dalam hidup kita itu datangnya sebagai berkat dan anugerah dari Tuhan.
Setiap kali anugerah itu datang, dia selalu datang bersamaan dengan respons yang berani.

  • Menerima pelayanan Tuhan itu sebagai kepercayaan, jangan terima dengan pasrah.
  • Menerima pelayanan Tuhan sebagai anugerah dan berkat Tuhan, jangan terima secara terpaksa.
  • Menerima pelayanan Tuhan sebagai anugerah Tuhan, jangan terima dengan malas.
  • Menerima pelayanan sebagai berkat  Tuhan yang datang ke dalam hidupmu jangan terima sebagai sesuatu yang begitu saja datang.
Kalau anugerah Tuhan datang kepadamu, jangan terima dengan pasif dan pasrah. Tuhan tuntut respons dan reaksi dari sisi kita. Karena kemurahan Allah saya terima pelayanan ini dan saya terima dengan spirit berani.
3. Melayani itu harus tuntas, jangan setengah-setengah!!
Galatia 6:9
“Janganlah kita jemu-jemu berbuat baik, karena apabila sudah datang waktunya kita akan menuai jika kita tidak menjadi lemah.”
To serve until goal’s happening di dalam hidup kita. Memulai sesuatu itu gampang, tetapi konsisten berada di dalam perjalanan itu bukan hal yang gampang. Hati kita gampang jatuh bangun, kemudian kecewa, pudar, tawar, hal itu lumrah di dalam hidup kita. Tetapi di tengah-tengah seperti itu kita tidak boleh mengabaikan hal ini.
Tetapi setiap kita melayani Tuhan, tidak boleh tidak harus berani jalan terus & maju.
Mazmur 126:5-6,
“Orang yang menabur benih sambil mencucurkan air mata pasti pulang dengan sorak sorai membawa berkas-berkasnya.”
Berjalan maju dengan air mata tetap tabur benih, pasti pulang membawa berkas-berkasnya. Banyak orang mau tabur benih, mau lekas-lekas dapat berkas-berkasnya tetapi tidak mau dua hal ini: berjalan maju (menabur benih) dan dengan air mata.
Setiap kita melayani, kita punya goal. Kita harap ingin terus maju. Pelayanan tetap harus berjalan. Kalaupun belum tercapai tetap hati kita harus selalu ada goal.
4. Melayani itu jangan pernah melihat ke belakang.
Kitab Filipi 3:13 “Aku mengejar apa yang di depan…” Prinsip pelayanan yang penting, kita tidak boleh berhenti untuk hanya kagum atas apa yang kita capai di masa-masa yang lampau. Kita harus terus berjalan, kita sadar pekerjaan Tuhan masih belum selesai, masih belum lengkap, masih banyak yang bisa kita kerjakan. Tidak bisa kesuksesan masa lalu itu menjadi penghalang di dalam pelayanan setiap kita. Melayani dengan tidak melihat apa yang kita sudah kerjakan itu  sempurna. Tidak juga merasa apa yang sudah kita capai menjadi sesuatu kebanggaan dan kesuksesan kita.
5. Melayani itu harus dengan menikmati kepuasan tersendiri di dalamnya.
Kisah Para Rasul 20:35 kalimat Tuhan Yesus, “Adalah lebih berbahagia orang yang memberi daripada menerima.”
2 Korintus 8:1-15, Paulus bicara mengenai pelayanan jemaat di Makedonia. Ini menjadi prinsip pelayanan mereka: ‘find a kind of satisfaction in serving others than to be served.
Bukan soal melayani atau tidak melayani, tetapi pada waktu kita melayani temukanlah satu kepuasan di dalamnya. Itu akan membuat pelayanan kita lebih stabil, lebih konsisten seumur hidup kita.
Ada kerelaan hati, ada sukacita, ada cinta yang muncul sehingga waktu kita mengerjakannya kita bisa menikmati keindahan di dalamnya.
Pelayanan itu ditopang dengan hati yang generous.
6. Melayani dengan Murah Hati.
Lukas 6:36
“Hendaklah kamu murah hati sama seperti Bapamu adalah murah hati.”
Memberikan hospitality. Konsep ini penting sekali karena ini salah satu yang Tuhan mau ada di dalam hati kita,  sebab ada tertulis dalam
Ibrani 13:2
“Janganlah kamu lupa memberi tumpangan kepada orang, sebab dengan berbuat demikian beberapa orang yang tidak diketahuinya telah menjamu malaikat-malaikat.
Orang lain berbeda dengan saudara sendiri. Orang lain berbeda dengan jemaat sendiri. Orang lain berbeda dengan anggota gereja sendiri.
Kita gampang melayani ‘sesama’ tetapi sulit buat ‘others.’
Sesama berarti kadang-kadang mungkin dituntut adanya "hukum timbal balik", tapi kalau othersberarti kita memberi dan jangan berharap mendapat balasan karena mungkin dia hanya orang asing yang numpang lewat saja. Dalam hal inilah menurut saya, konsep hospitality ini muncul.
Kalau kita sebagai anak-anak Tuhan hanya berbuat baik kepada orang yang baik kepada kita, melayani kepada orang yang sudah melayanimu, memberi kepada orang yang sudah memberi kepadamu, itu tidak berbeda jauh dengan orang yang tidak percaya Tuhan.
Mulai jadikan hari-hari kita memberi untuk orang lain dan hari-hari yang lain menjadi hari milikmu. Jadikan ada hari di dalam hidupmu, waktu di dalam hidupmu, bagian di dalam hidupmu bagi orang lain. Artinya, itu memang keluar dari hidup kita dengan tidak menuntut balas kembali.
Kalau kita datang ke gereja dengan pikiran, ‘apa yang bisa saya dapat, apa yang bisa kita dapat?’ kita akan kehilangan aspek hospitality ini.
Biar masing-masing dari kita semakin mempunyai "Hati yang Melayani."
Sumber: www.Penyembah.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar